Ustadz apakah
shalat Ashar bisa dijama’ dengan shalat Maghrib. Soalnya saya
pernah terlambat shalat Ashar sedang di perjalanan memasuki maghrib.
Menjama’ atau
melaksanakan dua kewajiban shalat pada satu waktu merupakan
keringanan (rukhsah) yang diberikan Allah SWT atas kaum
muslimin, sekaligus menjadi salah satu bukti keluwesan Islam dan
kemudahan hidup di dalam aturan Islam. Keringanan untuk menjama’
shalat ini diantaranya diberikan bagi mereka yang sedang dalam
perjalanan (musafir).
Cara pelaksanaan
shalat jama’ ini bisa dilakukan dengan jama’ taqdim atau
jama’ ta’khir. Jama’ taqdim ialah melaksanakan dua
shalat pada waktu shalat yang awal yakni dengan menarik waktu shalat
berikut ke waktu awal, misalnya melaksanakan shalat ashar ke waktu
dzuhur. Sedangkan jama’ takhir ialah melaksanakan dua shalat pada
waktu shalat yang akhir atau mengerjakan shalat awal ke waktu shalat
berikutnya, misalnya melaksanakan shalat dzuhur ke waktu ashar.
Dengan menjama’ dua shalat ini, akan memberikan banyak kemudahan
dan keleluasaan bagi seorang musafir dalam perjalanannya.
Adapun shalat yang
bisa dijama’ ialah shalat dzuhur dengan shalat ashar dan shalat
maghrib dengan shalat isya’. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh
Ibnu Abbas RA: “Adalah Rasulullah SAW menjama’ shalat dzhuhur
dan ashar, serta menjama’ shalat maghrib dan Isya’”. (HR
Muttafaqun ‘alaih). Diluar itu, seperti menjama shalat ashar dan
maghrib, atau shalat Isya’ dengan shubuh, sejauh ini tidak ada
keterangan (dalil) yang memperbolehkannya, sedangkan pelaksanaan
ibadah (ta’abbudi) tidak bisa dilaksanakan kecuali dengan
adanya dalil yang memerintahkan atau mencontohkannya.
Dengan ketentuan
rukhsah seperti ini, sesungguhnya setiap muslim memiliki
keleluasaan untuk menunaikan kewajiban terhadap Rabb-Nya (shalat)
dan mengerjakan urusannya. Terlebih pada saat ini, perjalanan
bukanlah hal yang menyulitkan, anda bisa mengatur waktu dan
memperkirakan kapan dan dimana shalat, disamping itu alhamdulillah
masjid dan mushala pun mudah ditemukan disepanjang perjalanan di
negeri ini. Wallahu’alam
Pertukaran waktu haribulan bagi islam ( hijrah ) adalah selepas maghrib. tidak seperti aturan detik yang diaturkan pihak barat ( masihi ) iaitu selepas jam 12 tengahmalam . Mungkin kerana sebab itu Nabi saw tidak pernah menjamakkan solat Maghrib dengan solat Isyak kerana ia terletak pada hari dan waktu yang berbeza.
BalasHapuskalau ashar dengan magrib nggak boleh ya
BalasHapus