Ustadz, saat ini bermunculan gerakan da’wah yang mengedepankan kekerasan, bahkan tidak sungkan-sungkan menghujat ulama lainnya, padahal bukankah da’wah harus dengan hikmah dan lemah-lembut? Bagaimana pendapat ustadz?
Dakwah Islam harus dilakukan dengan hikmah, hal ini ditegaskan Allah SWT, diantaranya dalam firmanNya: “Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”. (QS. An-Nahl: 125). Secara bahasa, pengertian hikmah ialah pengetahuan mengenai sesuatu yang paling baik dengan landasan ilmu yang terbaik”. (Lisanul Arab jilid 12 hal 140). Sedangkan kata hikmah di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah memiliki makna yang beragam, tidak kurang dari dua puluh makna. Imam Ibnul Qayyim berkata: “Pendapat yang paling baik tentang hikmah adalah pendapat Mujahid dan Malik. Hikmah adalah pengetahuan tentang kebenaran dan pengamalannya, ketepatan dalam perkataan dan perbuatan. Hal ini tidak bisa dicapai kecuali dengan memahami al-Qur’an, mendalami syari’ah Islam serta hakikat iman”. (At-Tafsirul Qayyim hal 226).
Dari uraian tersebut, maka da’wah yang penuh hikmah ialah dakwah yang tepat, sesuai dengan syari’ah Islam dalam merespon situasi dan kondisi yang dihadapi. Ketepatan ini setidaknya berkaitan dengan empat hal: kondisi da’i-nya (ilmu, wawasan dan akhlaknya), keadaan obyek da’wahnya (mad’u), materi yang didakwahkannya (risalah), cara dan sarana yang digunakan (uslub wa wasail).
Karena itu, tidak selamanya sikap lemah lembut dalam da’wah adalah hikmah. Begitu pula sebaliknya, sikap keras tidak selamanya jauh dari hikmah. Adakalanya sikap lemah lembut justru dianggap kelemahan, bukan hikmah. Dalam situasi yang lain, sikap tegas justru dituntut. Kemampuan bertindak yang tepat pada situasi dan kondisi berdasarkan ilmu pengetahuan, adalah hikmah yang dikaruniakan Allah SWT kepada para da’i yang benar-benar memahami al-Qur’an dan as-Sunnah serta konsisten dalam keimanannya. Firman Allah SWT: “Allah memberikan hikmah kepada yang dikehendakiNya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak”. (QS. Al-Baqarah 269). Wallahu’alam bishshawab.
Komentar
Posting Komentar